Perempuan adalah Rasa Sakit………..

24 11 2010

Mengapa?

Sembrono sekali berpikir begini. Ah, memang dia datang begitu saja untuk sebuah kesimpulan tentang sesuatu.

 

Memandang langit-langit putih, disana tergambar perempuan biasa. Perut besar, nafas lebih pendek, keringat bervolume lebih dari yang biasa, hidung memanjang ke tempat yang jauh dan memporakporandakan asam lambung, …..untuk masa tiga perempat tahun. Tidak nyaman, tapi itu kodrat dan bisa membahagiakan dunia.

 

Keringat membanjir, sayatan, tarikan, hentakan nafas……….dan kehidupan kecil lain mengisi dunia. Sakit, tapi itu kodrat dan nyata membahagiakan dunia.

 

Tengah malam membuka mata yang kodratnya ingin terpejam, menyusui, mengganti popok …. tanggungjawab demi kelangsungan hidup manusia kecil. Dan ayam sudah datang menjemput kepala mentari. Perempuan, bersahabat dengan air,api, beras gandum aneka rempah, …bakti dan cinta kepada tulang rusuk tempatnya bernaung. Kepada kehidupan kecil yang dia tetaskan. Lelah, dan tanggungjawab bahu membahu.

 

Di tengah kekuasaan matahari, dunia berputar cepat dan perempuan terseret dalam putaran, dengan sedikit kesempatan mendatangkan mimpi malam yang tertunda.

 

Dunia menua, menyisakan debu kerikil bahkan berlian pada kulit bumi dengan porsi berbeda bagi tiap manusia didalamnya. Perempuan, dengan kedua tangannya menerima semua bentuk putaran dunia. Api, maka perih dia rasakan. Jarum, maka berdarahlah jemarinya meremas. Berlian, berkilau genggamannya namun kadang dibaliknya  tersimpan pisau menyayat kanan kiri.

 

Mulutnya seringkali salah mengucap ketika terbuka, dan menghempaskan perempuan dalam sepi. Diam pun, lalu dia saksikan dunia berputar oleng dan membuatnya turut jatuh tersungkur. Maka semua menjadi kekeliruannya.

Melangkah jauh menjangkau sinar dalam putaran yang cepat, membuatnya tak dapat menjangkau manusia tetasannya dan melemparkan mereka di sudut cela tempat segala cerca mendarat. Duduk pun, seringkali menjadi andil olengnya kapal yang dia tumpangi. Maka semua menjadi kekeliruannya.

 

Cinta yang terlalu besar diberikan pada manusia tetasannya, juga tak selalu berbuah cantik. Dan tiba-tiba dunia memiliki banyak jari telunjuk mengacung menuju padanya. Maka semua menjadi kekeliruannya.

 

Hasratnya, untuk menjadi indah mungkin melemparkan tulang rusuknya pada sudut kelam. Dan tiba-tiba dunia memiliki banyak bibir berteriak di telinganya. Maka semua menjadi kekeliruannya.

 

Hanya ada langkah kecil, sedikit suara, rengkuhan pendek, hasrat sederhana dan hati yang luas bagi perempuan. Maka disitulah segala rasa tertampung menyesaki dan menusuk-nusuk dari sisi-sisi tajamnya. Sakit adalah bagian yang  terbesar menyelimuti, dari semua rasa yang ada.

 

Tetapi, perempuan ………. senyummu menyembuhkan. Tidak untukmu, tapi untuk dunia. Sakitmu mendewasakan. Itu yang terbaik. Terimalah ………. dan tetap tak takut melangkah, bersuara dan merengkuh dalam jangkauan akal sehat kepala kecilmu…………