To infinity….and beyooooonnnndddd !!!!!!!!!!
Hah…….teriakan itu mungkin sudah usang. Dari mulut Buzz Lightyear di film Toy Story ketika ingin membuktikan bahwa dirinya bisa terbang. Kenyataannya, memang Buzz Lightyear lalu tertunduk kecewa. Terpuruk dalam dan seperti hilang jati diri. Tapi pentingkah bisa terbang?
Aku tidak tahu apakah memang penting seorang manusia itu bisa terbang atau tidak. Yang pasti, terkadang keinginan itu ada dalam dadaku. Konf lik fakta bahwa aku juga takut dengan ketinggian perlu dilupakan dan dihapus sama sekali dari memori. Hanya satu yang terdengar gaungnya, aku ingin terbang……….
Pada langit luas itu, di atas sana, tak ada keterbatasan. Oksigennya begitu banyak untuk dihirup dan dihembuskan lagi, mengembangkan paru-paru beberapa kali lipat volumenya. Dan sensasi rasa yang mengikuti setiap gelembung paru-paru itu kemudian adalah……………sebuah rasa bebas yang tak terperi. Senang yang tak terkira dan tak mampu dikalahkan oleh segunung hisapan marijuana atau apapun namanya yang dipilih oleh para pemadat.
Aku ingin kesana…..duduk di atas awan. Menikmati hujan dari tekanan jariku pada awan yang menjadikannya air…….bergulung dalam ketebalannya dan berlindung dari sengatan petir yang kuminta sendiri pada Tuhan untuk dinyalakan saklarnya, cuma untuk mewakili perasaanku yang ingin berteriak, tetapi malu.
Tuhan,………..duh Gustiku……Kau tahu bahwa dadaku tak mampu menampung rasa ini. Percikan-percikannya saja mampu menghangatkan ruang udara di sekelilingku. Apa yang bergumul di dalam sini, sulit untuk kuungkapkan. Dan jika saja kuas besar ada di tanganku, goresan pelangiMu mungkin akan tersaingi olehku. Tidak, aku tak bermaksud durhaka……..hanya bersuara sekehendak hati saja, ampuni aku…..
Tuhan, inilah rasa di dadaku……….jika harus kupergi ke tanah baru yang harus kupijak bersamanya di tahun depan nanti……..mungkin itu yang kucari. Bokongku menghangat disini, memang. Dan kuingin tidak hanya memandang langit lain dari jendela dan tempatku duduk disini, tetapi sungguh kesana. Aku mau…………..dan itulah sisi rasaku yang ingin berkelana.
Tapi lihatlah …………. disini adalah istana, apapun wujudnya. Yang kami buat dengan keringat dan airmata demi rambut putih kami yang kini pun sudah muncul disana sini. Dan kekasih-kekasih kecil kami, permata hati kami yang selalu kecil di mata kami………..mereka belum selesai mempersiapkan tunas untuk berakar di tanah yang lain. Akar mereka yang lembut masih selalu menggayuti kaki kami. Dan inilah rasa hati yang lain……….rengkuhan tangan kami yang tak mungkin kami lepaskan. Lalu mengapa pintu kelana ini terbuka lagi di persimpangan.
Dadaku tak sanggup menahannya………gelombangnya terlalu tinggi untuk dibendung hingga kubutuh langitmu untuk kusinggahi…..dan menitipkan rasa ini di puncak awan yang tak terlihat. Dan aku harus terbang………….pada sebuah kebebasan tak terperi…………sebelum aku sungguh-sungguh mengamini bait-bait lirik lagu yang kau buatkan khusus untukku. Supaya aku mampu menyanyikannya tanpa sumbang…………….
………..ataukah kau bilang, cukup bagiku meloncat-loncat kecil di lantai ini saja…………………….
Komentar Terbaru