Selamat Berpisah

2 09 2021

Suatu kali, ada rasa terima kasih bergunung-gunung ingin kuucapkan. Tetapi gudang kataku kerontang. Mereka yang tak berharap apa pun selain langkahku yang panjang mengulaskan tinta, selayaknya menerima lebih.

Terkirimlah kemudian balok-balok kue manis pengganti bunyi yang sembunyi. Harapanku, balok-balok itu bersuara lebih lantang dalam bahasa berbeda. Bersama teh atau kopi, di sore-sore mereka yang mungkin seringkali tenggelam dalam ketak ketuk mesin abjad, gurih legitnya kue itu mestinya adalah teman terbaik. Ia, adalah penyampai pesan terbaik bagiku. Salah satu cerita yang pernah ada.

Cerita lain, balok-balok ini juga pembawa pesan bahagia bagi keriaan sebuah kerukunan. Penambah rasa hangat sebuah keluarga yang merindu untuk bertemu namun terpenjara pagebluk. Memunculkan tawa ria berkepanjangan seperti ketika agustusan di lapangan.

Apa daya, kehidupan selalu memiliki rentang usia. Tersebab jalan yang sepi, atau mungkin runtuhnya tulang pertahanan, begitu pula usia hidup sang balok penyampai pesan. Ia memilih waktunya pergi, dan disampaikanlah pesan-pesan perpisahan pada kami yang kerap menanti kabarnya.

Kami mengerti, banyak hal tak bisa dilawan. Dan kami ingin mengenang saja tentang persahabatan yang pernah ada. Melambaikan tangan, membantu menutupkan matanya, menyimpan yang terbaik di ujung kalimat selamat berpisah itu.

Masa sulit ini milik siapa pun. Setiap saat bisa berakhir, setelah perjuangan panjang. Kalah saat ini, menorehkan pelajaran tentang arti berdiri, bertahan, atau jatuh. Tak ada yang sia-sia. Senang pernah bersama-sama dalam sebuah cerita tentang waktu untuk saling mendukung.

Seperti namamu. Good Life. We, apparently have the good life together.

#jurnalseptember

#perlima


Aksi

Information

Tinggalkan komentar