Maafkan Ibu Menyiksa Kalian

7 09 2021

Sudah bukan rahasia jika di rumah ini tak suka makanan pedas. Cabe, rasa pedas, hanya dijadikan latar belakang dan hiasan dari hidangan. Apa pun masakan yang datang dari luar rumah ini dan tampak pedas, akan dihindari, melalui beberapa lapis kurasi penghuninya.

Siang ini, tukang sayur langganan tak datang. Setelah kemarin diliburkan karena bahan masakan dibeli cukup untuk dua hari. Untuk hari ini meski tukang sayur tak datang, beruntung masih memiliki sisa bahan yang bisa direka-reka menjadi lauk. Dan tak ada rencana membuat masakan pedas, tentu saja.

Tetapi, ibu baru saja membuat chili oil pesanan teman. Belakangan hari, cabe kering yang ibu beli terasa lebih pedas karena ketika diamati ada cabe-cabe oranye dengan bentuk lebih kecil. Sepertinya cabe rawit merah ukuran gajah. Bukan cabe merah besar. Lalu dimulailah….

Ibu tak suka repot memasak dengan banyak peralatan. Maka, memasaklah ibu menggunakan pan yang baru saja digunakan membuat chili oil. Menyadari pedasnya cabe kering tadi, pan dikeringkan semaksimal mungkin, tetapi tetap tanpa dicuci. Bahkan karena masih ada sedikit sisa minyak, meski sudah dikeringkan, tidak ditambahkan lagi minyak baru.

Ternyata, tetap saja aroma pedasnya menguar terkena panas api. Saus tomat, gula garam, saus masak, bahkan air yang ditambahkan, tak mampu menghilangkan aroma itu.

Seluruh makhluk rumah ini, yang di lantai bawah hingga lantai atas bersin-bersin hebat. Terbatuk-batuk. Dan pilek mendadak. Apalagi ibu yang memasak, berkali-kali harus berlari ke wastafel untuk membuang ingus sebagai dampak ikutan bersin-bersin itu.

Kata anak-anak,”Bu, masakannya jahat?”

Tetapi juru masaknya tetap ibu. Tetapi, ibu tidak jahat. Hanya tak sengaja menyiksa kalian.

#jurnalseptember

#perlima


Aksi

Information

Tinggalkan komentar